smokinwiththesmiths.com – Pada 29 Juni 2025, ribuan orang turun ke jalan di Belgrade dan sejumlah kota lain di Serbia—termasuk Novi Sad dan Kragujevac—untuk memblokade jalan-jalan utama, jembatan, dan gedung-gedung partai, sebagai bentuk protes atas penahanan ratusan demonstran anti-pemerintah .
Pemicu Unjuk Rasa
Blokade jalan terjadi setelah demo besar pada 28 Juni, di mana puluhan ribu mahasiswa, petani, guru, dan warga sipil menuntut pemilu dini serta menuduh pemerintah korup dan otoriter . Aksi ini merupakan kelanjutan dari unjuk rasa selama delapan bulan yang dipicu tragedi ambruknya kanopi stasiun kereta di Novi Sad pada November 2024, yang menewaskan 16 orang karena dugaan korupsi dalam proyek infrastruktur.
Tuntutan Demonstran
Massa menuntut:
- Pembebasan puluhan demonstran—terutama mahasiswa—yang ditahan setelah bentrokan ,
- Pemilu dini, meski Presiden Aleksandar Vučić tetap menolak dan menegaskan pemilu reguler tetap tahun 2027.
Kondisi di Lapangan
Para demonstran menempatkan pagar logam dan kontainer sampah serta membakar flare di jembatan utama seperti jembatan Sava di Belgrade. Di Novi Sad, kantor partai penguasa dilempari telur . Bentrokan hari sebelumnya melibatkan riot police menggunakan semprotan merica, tongkat, dan perisai, sementara demonstran melempar batu dan botol. Hasilnya: 48 petugas terluka, 22 demonstran cedera, dan 77 orang ditahan.
Respons Pemerintah & Presiden Vučić
Minggu pagi, Presiden Vučić mengumumkan bahwa dari 77 yang ditangkap, 38 masih ditahan, dan lebih banyak penahanan akan dilakukan. Dia menuduh demo sebagai upaya untuk menggulingkan negara dan menyalahkan kekerasan pada “provokasi”, meski para demonstran menuduh justru aparat yang memulai kekerasan .
Konteks Politik & Dampak
Sejak wafatnya peristiwa di Novi Sad (November 2024), unjuk rasa ini telah menjadi tantangan terbesar terhadap kekuasaan Vučić dalam 12 tahun terakhir. Demonstrasi telah mencapai magnitude yang luar biasa—pada puncaknya pada Maret 2025, lebih dari 275.000–325.000 orang turun ke jalan. Langkah ini bahkan memaksa pengunduran diri beberapa menteri, termasuk PM Milos Vučević pada akhir Januari 2025.
Demonstran menekankan bahwa walaupun pemerintah sempat membebaskan dokumen stasiun, tidak ada langkah nyata untuk melakukan pemilu dini atau mengambil tindakan hukum terhadap korupsi infrastruktur .
Prospek ke Depan
Analisis mengindikasikan momen krusial bagi rezim Vučić: apakah akan semakin memperketat penindakan—yang bisa memicu eskalasi—atau menunggu hingga pemilu 2027 sambil menghindari tekanan mereda. Sementara itu, demonstran di jalan jelas menyatakan bahwa mereka akan terus bertahan hingga tuntutan mereka dipenuhi .